Adzan maghrib dari masjid Safinatun An-Najah terdengar syahdu. Beriringan dengan suara-suara adzan yang terdengar samar dikalahkan suara-suara supporter bola wisma toples. Yah… malam ini TIMNAS vs Malaysia bertanding. Temen-temen pada ribut membicarakan acara itu. Padahal beberapa menit lagi baru di mulai. Sebagai warga Negara yang baik. Hehe…gag bermaksud sombong lho… Aku juga mendukung TIMNAS seratus persen dech…!! Selepas sholat maghrib lalu membaca yasin untuk ayahanda tercinta yang sedang sakit, aku juga turut berdoa untuk kemenangan TIMNAS. Harus mengharumkan nama Indonesia. SEMANGAT….!!! Kebersamaan yang indah. Aku duduk diantara mereka yang sedang tegang menonton pertandingan itu.
Siang tadi ibu menelpon ku dan mengabari tentang kesehatan ayah yang sudah seminggu ini berada di RS. Ciamis. Kekhawatiran ku di tenangkan oleh kata-kata Ibu “ Semua akan baik-baik nak, tidak perlu pulang. Tetap kuliah. Besok juga Ayah sudah diperbolehkan pulang”. Aku berfikir sederhana. Ku ikuti apa yang di katakan ibu. Aku tidak pulang. Sebelumnya Ayah juga sempat di rawat di RS. Banjar setelah seminggu kemudian di perbolehkan pulang. Ku fikir akan sesederhana hari itu. Keputusan akhir adalah Aku tidak pulang. Semua akan baik-baik saja.
Acara sudah di mulai 15 menit yang lalu saat fikiranku baru tersadar dari telpon tadi siang. Dan Gooooaaalll…!!!! semua bersorak. Aku yang tidak tau ikut-ikut saja menyorakan kata Goooooaallll!!!
1-0 untuk Indonesia. Teriakan-teriakan juga terdengar jelas dari kost-kost tetangga. Malam ini sepertinya semua sedang satu suara untuk Indonesia. Sampai akhirnya Indonesia harus kehilanagan kesempatan untuk menang. Membuktikan bahwa Indonesia layak untuk masuk Piala Dunia. Mimpi. Perlu usaha yang keras dari Tim dan dukungan berbagai pihak. Setidaknya sudah ada usaha yang maksimal dari TIMNAS. Terlihat saat sinar laser mengganggu Tim Garuda. Indonesia berusaha tetap supportif. Entahlah…Aku tidak tau banyak soal bola. Yang jelas Indonesia Menangis 2-1. Seperti malam ini. Aku menangis….
Hand Phone bordering tanpa ku sadari. Abah ( Kakek ku) menelpon, tidak biasanya. Pasti sangat penting. Aku disuruh pulang malam itu juga. Abah tidak menjelaskan kenapa aku harus pulang. Fikiranku satu. Pasti terjadi sesuatu dengan Ayahku. Ku tepis pikiran-pikiran buruk itu. Tetap tidak bisa. Tiba-tiba kepalaku sakit. Persendianku lemas. Air mata menetes dengan sendirinya. Entah apa perasaan ini. Wajah ayah tergambar jelas di pelupuk mata ku. Wajah yang seolah-olah tidak perduli pada anaknya. Aku merindukan mu ayah.
Ku hubungi semua nomer temen-teman dekat ku. Mereka SIBUK…..Entahlah…. Semua sibuk dengan acara masing-masing. Mungkin sedang asyik menghabiskan sisa-sisa kebersamaan setelah nonton bareng. Disaat aku sibuk dan terus menghubungi teman-teman yang mungkin bisa membantu ku malam itu. Sebuah sms singkat. Andai aku bisa menolak sms itu untuk masuk dalam daftar inbox di HP ku. Aku ingin sekali menolaknya. “ ANIK AYAHMU MENINGGAL”……
Entah dikirim oleh siapa. Aku tidak peduli. Dalam fikiranku berpilin berjuta kenyataan pahit tentang hidup. Disaat seperti ini justru penyesalan lah yang paling memenuhi otakku. “ saat kau merasakan hidup ini tidak adil, saat itulah serunai kesedihan mulai terdengar”…..(Tere Liye)
Apa yang harus ku lakukan???? Haruskah aku bertanya apa yang harus ku lakukan…???konyol.
Malam ini juga aku harus pulang.
Bersama sahabatku, malam itu juga aku pulang. Terminal giwangan menjadi tujuan utama malam itu, setelah kereta Exspress menuju Ciamis 20 menit telah brangkat meninggalkan ku. Pukul 01:00 bus meninggalkan terminal. Saat pikaran ku mulai terkendali, mencoba menerima akan takdir hidup ini. Baru beberapa mennit yang lalu aku berseru riang, tertawa, marah saat lawan menjebol gawang Indonesia, dan sejuta ekspresi lainnya. Lain tempat di waktu yang bresamaan ayahku sedang meregang nyawa, melawan sejuta rasa sakit. Tetesan air mata Ibuku dengan doanya mendampingi suami tercinta. Sungguh. Aku adalah orang yang tak tau diri. Asyik menonton TV dengan tawa. Menangislah aku malam itu….! Sakit sekali menahan air mata. Tak kubiarkan orang lain menatap iba melihat tetesan kesedihan malam itu.
Penyesalan menyesak di dadaku. Kenapa aku tidak mendampingi di saat-saat terakhir. Ku ingat sekali, tak pernah sekalipun dalam hidupku mengaungkapkan rasa sayang ku pada Ayah.
Aku menyayangi mu Ayah… beri kesempatan untuk aku mengatakan dan membuktikannya.
Malam itu terasa lama sekali. Tujuh jam perjalanan menuju ciamis tidak bisa membuatku terpejam barang semenit.
Dipelataran rumah tatapan mata para ta’ziyah tertuju kepada ku. Entah siapa yang menyambar tubuhku saat terkulai lemas melihat jenazah ayah. Tubuh yang terbungkus kafan itu. Tidaka akan pernah aku lihat lagi. Menjemput kepulangan ku dari menuntut ilmu dengan cerita-ceritanya, melindungi ku dari jahilnya teman-teman ku. Aku ingin melihatnya untuk terakhir kali. Tapi aku tak kuasa. Sampai salah seseorang mendekat dan menyuruhku melihat wajah Ayah untuk terakhir kali. Benar-benar terakhir kali…. Ku pejamkan mata demi melihat tubuh di hadapan ku. Ku sapu seluruh ruangan itu. Ibu ku dengan balutan jilbab hitamnya terduduk lemas dengan linangan air mata terlihat jelas. Bagaikan di iris-iris melihat wajah ibu yang kehilangan laki-laki yang sangat di cintainya itu. Aku sangat tahu perasaan Ibu. Begitu mencintai ayah…..
Setelah di kebumikan. Semua pulang ke rumah masing-masing. Kesedihan tetap tergambar di wajah Umi, Abah, adik ku, dan semua keluarga, terutama Ibu.
Aku berjanji tidak akan lagi terulang hal yang sama…. Menyesali karena tak pernah mengatakan Sayang pada Ibu.
Ibu aku menyayangi mu………
Ya Allah Lindungi lah Orang tua ku satu-satu nya…….
For all:
Sudah kah kalian mengatakan sayang pada orang tua kalian??
Membahagiakan mereka, tidaka hanya merepotkan???
Mengacuhkan mereka...
Membantah kata-katanya...
Bahagiakan lah mereka selagi Alloh memberimu kesempatan...
Tidak hanya pada orang tua. Jika kamu menyayangi seseorang maka katakanlah secepatnnya!!!
Jangan pernah ragu dan malu….
Jangan biarkan penyesalan datang pada mu
Kisah hidup ini ku tulis untuk pelajaran bagi kita semua, dalam cerita ini, aku lah pemain yang di sutradarai langsung oleh -NYA…^_^